
Boliyohuto, 19 Juli 2025 – Wujud nyata kepedulian dan kedekatan antara TNI dan masyarakat kembali ditunjukkan oleh Babinsa Koramil 1315-05/Boliyohuto, Serka Laode Kalawara. Pada Sabtu malam, 19 Juli 2025, pukul 20.30 Wita, Serka Laode hadir langsung di rumah duka Desa Paris, Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, untuk membawakan takziah hari ketujuh atas wafatnya almarhumah Ibu Arlin Mahajani. Kehadiran Babinsa dalam momen duka ini menjadi bentuk empati dan dukungan moral bagi keluarga yang ditinggalkan, sekaligus mempertegas peran TNI sebagai garda terdepan yang tidak hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga merawat nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Acara dibuka dengan suasana penuh khidmat, diawali dengan sambutan tuan rumah dan pembacaan niat takziah bersama. Rangkaian kegiatan disusun dengan harapan mampu memberikan ketenangan dan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Suasana malam semakin syahdu dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh seorang imam dari wilayah Motilango. Lantunan tersebut menjadi pengantar doa dan harapan agar ruh almarhumah diterima di sisi Allah SWT.
Perwakilan keluarga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran para tamu undangan. Dalam suasana haru, pihak keluarga mengungkapkan bahwa kehadiran para tokoh masyarakat, pemerintah, dan Babinsa memberikan kekuatan serta semangat dalam menghadapi kehilangan.
Mewakili Camat Motilango, salah satu staf kecamatan memberikan sambutan yang menegaskan bahwa pemerintah turut berduka cita dan mendukung semangat gotong royong serta kekeluargaan dalam menghadapi musibah. Kepala Desa Paris dan Ketua BPD juga turut memberikan sambutan, menegaskan bahwa solidaritas masyarakat adalah kunci kekuatan dalam duka.
Serka Laode menyampaikan takziah dalam suasana penuh haru dan keheningan malam, seluruh hadirin larut dalam lantunan kata-kata takziah yang disampaikan dengan penuh keikhlasan dan keimanan. Di hadapan keluarga besar almarhumah Ibu Arlin Mahajani, disampaikan bahwa setiap jiwa yang hidup pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seorang pun yang dapat menunda atau mempercepat waktunya, sebagaimana telah digariskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya.
Kita semua sadar bahwa hidup ini pada dasarnya hanyalah menunggu giliran. Cepat atau lambat, kita akan dipanggil kembali oleh Sang Pencipta. Ikhlas ataupun tidak, suka atau tidak suka, ajal adalah ketetapan yang pasti. Sebab setiap manusia yang bernyawa telah ditentukan waktunya untuk kembali kepada Allah SWT. Tidak akan ada yang dapat menundanya, tidak pula bisa mempercepatnya, meski hanya sedetik."
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 156:
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.'"
Ayat ini mengingatkan bahwa segala sesuatu yang ada pada kita—termasuk nyawa, harta, keluarga, dan waktu adalah titipan dari Allah SWT. Maka ketika Sang Pemilik mengambilnya kembali, sudah semestinya kita berserah diri dan mengembalikan semuanya dengan penuh keikhlasan.
Tak seorang pun tahu kapan ajal itu datang. Kematian tidak memandang usia, kedudukan, jabatan, atau kekayaan. Sebagaimana dalam Surah Al-Anbiya ayat 35, Allah menegaskan:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan."
Begitu juga dalam Surah Al-A’raf ayat 34, disebutkan:
Dan setiap umat mempunyai batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."
Maka dari itu, orang-orang yang masih diberikan kesempatan hidup, janganlah menyia-nyiakan waktu. Manfaatkan sisa umur dengan memperbanyak amal ibadah, memperbaiki diri, dan mempertebal iman. Karena tidak ada yang tahu kapan panggilan itu datang. Sebaik-baik bekal menghadapi kematian adalah takwa, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 197:
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal."
Dipimpin oleh Serka Laode Kalawara, seluruh hadirin melantunkan doa bersama untuk almarhumah. Doa khusus arwah juga dipanjatkan agar Ibu Arlin Mahajani diampuni segala dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, diringankan siksa kuburnya, dan amal baiknya diterima serta dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Setelah doa bersama, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah antar warga dan tamu undangan. Momen ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar warga dan tokoh masyarakat yang hadir.
Kegiatan takziah hari ke-7 ini juga turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, di antaranya Staf Kecamatan Motilango, Kepala Desa Paris, Ketua BPD Desa Paris, Tokoh Pemuda, Lembaga Adat Desa Paris, para imam wilayah Motilango, serta kurang lebih 190 orang undangan lainnya.
Sebagai Babinsa, Serka Laode Kalawara tidak hanya hadir sebagai tamu undangan, tetapi juga menjalankan tugas utama TNI dalam menjaga keamanan dan perdamaian masyarakat, serta membina hubungan baik dalam bidang sosial dan keamanan lingkungan. Kehadiran Babinsa menjadi simbol hadirnya negara di tengah masyarakat dalam suka dan duka.
Kegiatan takziah hari ketujuh merupakan tradisi masyarakat untuk mendoakan dan mengenang almarhumah sekaligus bentuk dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan. Momen ini menjadi sarana menyatukan hati dan doa agar keluarga diberi ketabahan.
Kegiatan ini menjadi wadah spiritual untuk mendoakan almarhumah serta sebagai sarana penguatan sosial dan mental bagi keluarga. Takziah juga memperkuat nilai kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Masyarakat berharap kegiatan seperti ini terus dipertahankan sebagai budaya positif yang mempererat silaturahmi, memperkuat keimanan, dan menumbuhkan kepedulian sosial di tengah kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan takziah hari ketujuh ini membuktikan bahwa sinergi antara masyarakat, pemerintah, tokoh agama, dan Babinsa sangat penting dalam menciptakan kedamaian dan ketenteraman di tengah musibah.
Kehadiran Babinsa Koramil 1315-05/Boliyohuto, Serka Laode Kalawara, dalam kegiatan takziah hari ketujuh almarhumah Ibu Arlin Mahajani bukan hanya menjadi simbol kehadiran negara di tengah masyarakat, tetapi juga wujud nyata kepedulian dan empati prajurit TNI terhadap duka warganya. Dengan menyatu dalam doa dan harapan bersama, Babinsa menunjukkan bahwa tugas pengabdian tidak hanya dijalankan di medan latihan atau operasi, tetapi juga dalam ruang-ruang kemanusiaan yang menyentuh nurani rakyat.
Seluruh rangkaian acara yang berlangsung hingga pukul 22.30 Wita ditutup dengan suasana khidmat, aman, dan penuh kehangatan kekeluargaan. Momen ini mengukuhkan bahwa kehadiran aparat kewilayahan seperti Babinsa sangat penting dalam mempererat solidaritas sosial serta membangun rasa aman dan nyaman dalam setiap lapisan kehidupan bermasyarakat.
LEAVE A REPLY