
Gorontalo, 24 Juli 2025 – Bertempat di ruang rapat lantai dua Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Kelurahan Tinelo Ayula, Kecamatan Bolango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, telah berlangsung rapat penting terkait penataan kawasan Bundaran Patung BJ Habibie yang selama ini dinilai mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Rapat yang dimulai pukul 14.30 Wita tersebut turut dihadiri berbagai unsur instansi pemerintah dan aparat kewilayahan, termasuk Kapten Inf Abdul K. Lessy, Danramil 1315-04/Tibawa.
Sebagai Danramil, Kapten Inf Abdul K. Lessy memiliki peran strategis dalam memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dan kegiatan anggota TNI di tingkat kecamatan. Kehadiran beliau dalam forum ini mencerminkan sinergi TNI dalam mendukung upaya pemerintah daerah dalam menciptakan keteraturan dan keindahan ruang publik.
Selain Danramil Tibawa, turut hadir dalam rapat tersebut Arham Safti (Kepala Seksi Lalu Lintas Jalan DPTD Kelas II Gorontalo), Ipda Jenal Tuwondila (Wakapolsek Tibawa), Rony Alulu (Kabid Angkutan Dishub Kab. Gorontalo), Herawan Widyatmoko (Kepala Seksi BPTD Kelas II Gorontalo), Irfan Js Hida (Wasatpol Isimu Dishub Kab. Gorontalo), Mohammad Pajuhi (Sekretaris Satpol PP Kab. Gorontalo), dan Rustam Lihawa (Fungsional Satpol PP Prov. Gorontalo).
Dalam pembukaannya, Abdul Karim Rauf selaku Kepala Bidang Angkutan Barang menyampaikan bahwa kawasan Bundaran BJ Habibie kini mengalami kesemrawutan karena dijadikan lokasi parkir dan aktivitas bongkar muat oleh kendaraan berat. Ia berharap melalui rapat ini dapat dirumuskan langkah konkret agar kawasan kembali tertata, lalu lintas lancar, dan wajah kota sebagai ibu kota provinsi tetap terjaga.
Herawan Widyatmoko menambahkan bahwa pihaknya telah mengarahkan sopir truk untuk memindahkan aktivitas ke Terminal Tipe A Isimu. Namun, masih ada sopir yang memilih bundaran sebagai tempat istirahat karena adanya warung makan. Upaya persuasif dan koordinasi akan terus dilanjutkan untuk menertibkan aktivitas di lokasi tersebut.
Rony Alulu menyatakan kesiapan Terminal Tipe A Isimu menampung aktivitas bongkar muat. Menurutnya, fasilitas telah disiapkan, namun kesadaran sopir masih rendah. Ia berharap kerja sama lintas instansi dapat mendorong para sopir mematuhi aturan.
Mohammad Pajuhi menekankan bahwa penertiban sudah sering dibahas, namun belum tuntas. Salah satu akar masalah adalah warung makan yang jadi titik singgah. Ia menyarankan pengecekan izin usaha warung makan tersebut sebagai bagian dari strategi penataan kawasan.
Arham Safti menyoroti pentingnya menjaga citra kawasan bundaran sebagai ikon Gorontalo. Ia mengusulkan pemberlakuan sanksi denda bagi sopir yang melanggar, untuk memberi efek jera dan menjamin ketertiban di area yang dilalui tamu-tamu penting dari luar daerah.
Kapten Inf Abdul K. Lessy menegaskan bahwa TNI siap mendukung penuh penertiban di lapangan. Ia menyampaikan bahwa warung makan tidak menjadi masalah selama tidak dijadikan tempat bongkar muat. Ia juga meminta agar pengecekan izin dilakukan dan penanganan tetap mengedepankan kewenangan instansi sipil dengan dukungan TNI jika diperlukan.
Ipda Jenal Tuwondila menyampaikan bahwa kepolisian siap mendukung penertiban namun menekankan pendekatan persuasif. Ia menegaskan pentingnya penyampaian informasi kepada para sopir secara baik, tanpa kekerasan, agar mereka dapat memindahkan aktivitasnya ke terminal yang telah disediakan.
Rapat menghasilkan beberapa poin penting sebagai solusi jangka pendek dan panjang. Di antaranya, membuat surat pernyataan bagi sopir truk untuk tidak lagi melakukan aktivitas bongkar muat di kawasan bundaran. Akan dibentuk tim terpadu yang terdiri dari Dishub Provinsi dan Kabupaten, Satpol PP Provinsi dan Kabupaten, Kodim 1315/Kab. Gorontalo, Polsek Tibawa, BPTD Kelas II, serta perangkat kecamatan dan desa. Tim ini akan melakukan penertiban secara terjadwal dan menyesuaikan kondisi di lapangan.
Untuk memudahkan koordinasi, akan dibuat grup WhatsApp berisi perwakilan instansi terkait. Selain itu, identifikasi terhadap izin warung makan di kawasan tersebut juga akan dilakukan sebagai langkah lanjutan penataan.
Permasalahan ini berawal dari banyaknya sopir truk pengangkut bawang yang menjadikan Bundaran Patung BJ Habibie sebagai tempat bongkar muat dan parkir. Aktivitas ini menyebabkan kemacetan, mengganggu keindahan kawasan, serta menurunkan citra ikon daerah. Penertiban secara persuasif dinilai menjadi solusi yang lebih tepat dibanding pendekatan koersif.
Melalui forum ini, para pemangku kepentingan berupaya menyatukan pandangan dan komitmen untuk menjadikan bundaran tersebut sebagai ruang publik yang mencerminkan wajah kota yang modern namun tetap berakar pada identitas lokal. Penataan ini dirancang agar mampu mengurai potensi kemacetan, memperkuat aspek keselamatan pengguna jalan, serta meningkatkan kenyamanan dan keindahan lingkungan sekitar, sehingga kawasan ini tak hanya menjadi lintasan, tetapi juga destinasi yang membanggakan.
Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan kawasan Bundaran Patung BJ Habibie bisa menjadi titik temu antara kemajuan tata kota dan penghormatan terhadap tokoh besar bangsa, sekaligus menciptakan ruang yang ramah bagi masyarakat serta mendukung kelancaran aktivitas sehari-hari di jantung Kabupaten Gorontalo.
Manfaat dari kegiatan ini tidak hanya sebatas pada penataan fisik kawasan, tetapi jauh lebih luas menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu dampak positif yang diharapkan adalah terciptanya ketertiban lalu lintas yang lebih baik di sekitar kawasan Bundaran Patung BJ Habibie, sebuah titik strategis yang kerap menjadi pusat aktivitas warga maupun lalu lintas kendaraan dari berbagai arah.
Dengan adanya penataan dan pengaturan yang tepat, arus kendaraan terutama angkutan barang yang sering kali menjadi pemicu kepadatan dapat berjalan lebih lancar, aman, dan terkendali. Kondisi ini tentu akan mengurangi potensi kecelakaan dan kemacetan, sekaligus menciptakan suasana berkendara yang lebih nyaman bagi seluruh pengguna jalan.
Selain aspek lalu lintas, kegiatan ini juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitar. Dengan penataan yang menyentuh estetika ruang publik, kawasan bundaran diharapkan menjadi lebih bersih, rapi, dan tertata, menciptakan pemandangan yang sedap dipandang dan memberikan kenyamanan visual bagi siapa pun yang melintasinya. Lingkungan yang terawat tidak hanya memperindah wajah kota, tetapi juga mencerminkan budaya masyarakat yang peduli terhadap kebersihan dan keteraturan.
Tak kalah penting, kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif, baik dari masyarakat umum maupun para pengemudi angkutan barang, untuk lebih taat terhadap peraturan yang berlaku. Melalui pendekatan yang persuasif dan edukatif, mereka diajak untuk memahami bahwa ketaatan terhadap aturan bukanlah beban, melainkan kontribusi nyata dalam menciptakan kota yang aman, nyaman, dan tertib bagi semua.
Dengan sinergi antara pemerintah, aparat, dan seluruh elemen masyarakat, manfaat dari kegiatan ini akan menjadi fondasi yang kuat menuju perubahan positif dan berkelanjutan di kawasan strategis Kabupaten Gorontalo.
Seluruh peserta rapat berharap agar keputusan yang diambil dapat segera diimplementasikan, dan kawasan bundaran dapat kembali tertata dengan baik. Diharapkan pula kerja sama lintas sektor dapat terjalin lebih kuat ke depannya.
Rapat ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam menata kawasan strategis yang menjadi wajah Gorontalo. Tindakan persuasif dan kerja sama yang solid menjadi kunci keberhasilan penataan yang berkelanjutan.
Kapten Inf Abdul. K Lessy Danramil 1315-04/Tibawa bersama unsur Forkopimda dan perwakilan instansi lainnya telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam penataan kawasan Bundaran Patung BJ Habibie. Rangkaian kegiatan rapat selesai pukul 17.00 Wita dalam keadaan aman dan lancar. Hasil keputusan rapat ini diharapkan segera ditindaklanjuti demi menciptakan kawasan publik yang lebih tertib dan representatif sebagai simbol daerah.
LEAVE A REPLY