Home Berita Terkini Babinsa Serka Laode Kalawara Berikan Ceramah Agama Peringati 10 Muharam 1447 H di Desa Olimohulo

Babinsa Serka Laode Kalawara Berikan Ceramah Agama Peringati 10 Muharam 1447 H di Desa Olimohulo

132
0
SHARE
Babinsa Serka Laode Kalawara Berikan Ceramah Agama Peringati 10 Muharam 1447 H di Desa Olimohulo

Asparaga, 08 Juli 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Asyura 10 Muharam 1447 Hijriah secara Nasional, Babinsa Koramil 1315-05/Boliyohuto, Serka Laode Kalawara, turut ambil bagian dengan memberikan ceramah agama sekaligus menghadiri doa secara tradisional yang dilaksanakan di Masjid Darul Salam, Desa Olimohulo, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo. Kegiatan keagamaan ini dilangsungkan pada Selasa malam, 08 Juli 2025, mulai pukul 20.40 Wita.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan, di antaranya: Camat Asparaga Muliyadi Passa, S.TP, Kepala Desa Olimohulo Mohamad Latif, SE, seluruh staf Kecamatan Asparaga, Ketua TP PKK Kecamatan dan se-Kecamatan Asparaga, PHBI, para kepala dusun, imam masjid, pegawai syariah, tokoh agama, tokoh adat/Sarada'a, serta masyarakat sekitar dengan jumlah undangan sekitar 200 orang.

Acara diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menggetarkan jiwa para hadirin, menambah suasana khidmat dan haru dalam memperingati salah satu momen penting dalam kalender Islam ini.

Selanjutnya, laporan dari Ketua Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud sinergitas antara masyarakat, pemerintah desa, dan TNI, khususnya Babinsa, dalam mendukung syiar Islam dan pelestarian tradisi lokal dalam suasana yang damai dan penuh kekeluargaan.

Kepala Desa Olimohulo, Mohamad Latif, SE dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas antusias masyarakat dalam memperingati hari besar Islam serta peran aktif Babinsa dalam pembinaan spiritual masyarakat. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dan nilai-nilai religius di tengah perubahan zaman.

Serka Laode Kalawara, dalam ceramah agamanya, mengangkat tema “Refleksi Diri di Bulan Suci Muharam dan Makna Perjuangan”, mengingatkan bahwa bulan Muharam merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah dalam Al-Qur'an:

Artinya :

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mezalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (QS. At-Taubah 9: Ayat 36)

Empat bulan tersebut adalah:

1. Zulqaidah

2. Zulhijjah

3. Muharam

4. Rajab

Beliau menekankan bahwa dalam bulan-bulan haram ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal kebajikan dan menjauhi segala bentuk kezaliman. Lebih jauh, Serka Laode mengajak jamaah untuk merenungi perjalanan hidup, sebagaimana dalam maqolah hikmah yang berbunyi:

“Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin, dialah orang beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, dia merugi. Dan barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ia celaka.” (HR. Al-Hakim)

Persoalan Kehidupan ke Depan: Refleksi Diri Melalui Hikmah Hadis Nabi. Serka Laode Kalawara mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan persoalan kehidupan ke depan dengan landasan nilai-nilai Islam dan kebijaksanaan para ulama. Ia menyampaikan sebuah maqolah (petuah hikmah) yang merupakan inti dari sabda Rasulullah Shalllahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagai bahan muhasabah (introspeksi) diri:

Artinya:

"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung.

Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dialah tergolong orang yang merugi.

Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia tergolong orang yang celaka."

Maqolah ini, menurut Serka Laode, memberikan pesan penting bahwa setiap manusia harus senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari. Dalam kehidupan yang terus bergerak maju, stagnasi adalah kerugian, dan kemunduran adalah kehancuran.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar setiap umat Islam menjadikan bulan Muharam sebagai momentum hijrah spiritual, memperkuat iman dan amal, serta meningkatkan kualitas pribadi sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.

Dalam penutup ceramahnya, Serka Laode juga memimpin doa bersama, memohon ampunan, keselamatan, dan keberkahan bagi masyarakat serta negeri tercinta.

Kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Menumbuhkan kesadaran spiritual dan keimanan di kalangan masyarakat

2. Menghidupkan nilai-nilai religius dan tradisi lokal dalam suasana persaudaraan

3. Menunjukkan peran Babinsa sebagai pembina masyarakat, tak hanya di bidang keamanan, tetapi juga moral dan sosial

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Hari Asyura 10 Muharam yang merupakan salah satu hari penting dalam sejarah Islam. Keterlibatan Serka Laode Kalawara menjadi simbol nyata kehadiran TNI di tengah masyarakat, menyatu dalam kegiatan keagamaan dan kebudayaan.

Melalui ceramah agama ini, masyarakat mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang keutamaan Muharam serta motivasi untuk terus memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan. Masyarakat berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi agenda rutin yang mempererat hubungan antara aparat TNI, pemerintah, dan rakyat.

Kegiatan yang berlangsung dengan penuh khidmat ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Serka Laode Kalawara, dilanjutkan dengan rangkaian acara tradisional khas daerah yang sarat akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Suasana penuh kekeluargaan menyelimuti Masjid Darul Salam hingga penghujung acara, yang berakhir pada pukul 22.00 Wita.

Kehadiran Babinsa Serka Laode Kalawara tidak hanya menjadi simbol sinergi antara TNI dan masyarakat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai persatuan, keagamaan, dan pelestarian budaya lokal. Masyarakat Desa Olimohulo menyambut hangat dan mengapresiasi peran aktif Babinsa dalam mendampingi serta membina kehidupan sosial dan spiritual masyarakat. Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antara aparat, pemerintah desa, tokoh agama, adat, dan seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang damai, religius, dan harmonis.