
Tabligh Akbar Festival Apangi, Harmoni Iman, Budaya, dan Kepemimpinan di Dungaliyo

Dungaliyo, 26 Juli 2025 — Di bawah langit malam Desa Kaliyoso yang berselimut cahaya bulan dan semilir angin pegunungan, ribuan pasang mata berkumpul di lapangan Boostar. Suasana yang biasanya tenang malam hari, malam itu berubah menjadi saksi perhelatan agung Tabligh Akbar Festival Apangi, sebuah perpaduan antara syiar keagamaan dan semangat kebudayaan lokal Gorontalo.
Tepat pukul 21.00 Wita, rombongan tamu kehormatan satu per satu tiba. Di antara para tokoh penting yang hadir, tampak sosok yang dikenal tegas namun bersahaja Letkol Arh. Roma Laksana Yuda, S.A.P., M. Sos, Dandim 1315/Kab. Gorontalo. Kehadiran beliau bukan sekadar bentuk partisipasi seremonial, melainkan cerminan tanggung jawab seorang pemimpin teritorial yang tak hanya memimpin barisan pasukan, tetapi juga membina masyarakat dalam semangat kebersamaan dan kedamaian.
Sebagai Komandan Kodim, Letkol Roma memiliki tugas krusial: mengendalikan dan memimpin satuan dalam menjalankan fungsi pembinaan teritorial di wilayahnya. Ia juga bertanggung jawab membina kemampuan para personel Kodim agar senantiasa siap mendukung tugas pokok TNI, termasuk memperkuat keterlibatan dalam kegiatan sosial dan spiritual masyarakat.
Tak hanya Letkol Roma, acara malam itu juga dihadiri oleh jajaran tokoh penting: Hj. Sofyan Puhi (Bupati Kab. Gorontalo), Bambang Setya Permana (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Gorontalo), Ustad Koh Denis Liem (pendakwah nasional), Roman Nasaru, SE., MM (Wakil Ketua DPRD Kab. Gorontalo), Kompol Raden Dian Nugraha Wijaya, S.I.K (Wakapolres Kab. Gorontalo), serta jajaran Forkopimda, Forkopimcam Dungaliyo dan Bongomeme, dan tentu saja para Babinsa serta warga dari berbagai penjuru kecamatan.
Kegiatan diawali dengan pembukaan resmi oleh panitia festival yang disambut tepuk tangan warga. Iringan musik tradisional Apangi menambah kekhidmatan, membalut spiritualitas dengan kearifan lokal. Camat Dungaliyo, dalam sambutannya, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengatakan, Festival Apangi ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi jembatan hati antara pemimpin dan rakyat, antara agama dan tradisi. Semoga menjadi berkah bagi kita semua.”
Sambutan dilanjutkan oleh Bupati Gorontalo, Hj. Sofyan Puhi. Dengan semangat dan ketulusan, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah momentum untuk mempererat silaturahmi, meningkatkan spiritualitas, dan menguatkan tekad membangun Kabupaten Gorontalo yang berkarakter religius dan berbudaya. Kita ingin masyarakat Gorontalo tidak hanya maju secara pembangunan fisik, tetapi juga kokoh secara spiritual. Inilah fondasi dari pembangunan yang berkelanjutan.”
Salah satu momen penting adalah penyerahan simbolis QRIS Merchant kepada UMKM dan rumah ibadah, sebuah langkah nyata mendorong ekonomi digital bahkan hingga ke tingkat masjid dan pelaku usaha kecil. Langkah ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dapat sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya.
Kegiatan juga dirangkaikan dengan pemutaran video refleksi 99 hari kerja pertama Bupati Gorontalo. Video tersebut menampilkan kilas balik berbagai program pembangunan, pelayanan publik, dan pendekatan sosial yang telah dilakukan di berbagai sektor.
Malam itu menjadi semakin khidmat saat Ustad Koh Denis Liem naik ke atas panggung. Dalam ceramahnya yang sejuk namun menyentuh, beliau mengajak seluruh hadirin untuk memperkuat nilai keimanan dan memperbanyak kontribusi positif di tengah masyarakat. Islam bukan hanya tentang ibadah, tapi juga tentang adab, kebersamaan, dan kebermanfaatan. Jadilah cahaya bagi sekitarmu.
Tabligh Akbar Festival Apangi tak sekadar menjadi agenda keagamaan, melainkan ruang batin yang menyatukan jiwa-jiwa dalam irama kebersamaan. Di sinilah umat berkumpul bukan hanya untuk berdoa, tetapi untuk mempererat silaturahmi, merawat nilai-nilai luhur, dan menyalakan kembali api kebudayaan Apangi sebagai warisan identitas Gorontalo. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi cerminan nyata dari harapan besar: membentuk masyarakat yang damai dalam perbedaan, religius dalam tindakan, dan toleran dalam kebersamaan.
Kegiatan ini muncul dari keinginan masyarakat yang kuat untuk menghidupkan kembali tradisi Apangi yang mulai redup, sekaligus memperkuat ikatan sosial di tengah derasnya arus modernisasi. Keinginan itulah yang disambut baik oleh pemerintah dan seluruh unsur Forkopimda.
kegiatan ini dirancang secara kolaboratif antara pemerintah daerah, panitia lokal, unsur Forkopimda, dan tokoh agama. Semua elemen bahu-membahu hingga terciptalah malam yang penuh hikmah, damai, dan tertib.
Kegiatan ini memberi manfaat besar tidak hanya sebagai ajang ibadah, tapi juga membangun kesadaran sosial, memperkuat jalinan antar umat, memperkenalkan ekonomi digital berbasis syariah, dan mempererat hubungan antara pemimpin dan masyarakat.
Harapannya, Tabligh Akbar Festival Apangi dapat terus dilaksanakan setiap tahun dengan semangat yang lebih besar. Menjadi oase spiritual di tengah hiruk-pikuk dunia modern, dan mengakar kuat dalam identitas religius masyarakat Gorontalo.
Menjelang pukul 23.30 Wita, gema doa dan lantunan zikir perlahan mereda, menandai berakhirnya Tabligh Akbar Festival Apangi malam itu. Dalam pancaran lampu yang mulai redup dan senyum warga yang enggan pulang terlalu cepat, Letkol Arh. Roma Laksana Yuda, S.A.P., M. Sos, melangkah meninggalkan lapangan Boostar bukan hanya sebagai Dandim, tapi sebagai sahabat rakyat, yang hadir, mendengar, dan membersamai. Kegiatan berjalan aman, tertib, dan penuh keberkahan, meninggalkan kesan mendalam bahwa kekuatan sejati pemimpin bukan hanya pada perintahnya, melainkan pada kehadirannya di tengah denyut nadi masyarakat.
