Putus Asa Akhiri Hidup Petani di Gorontalo Ditemukan Tewas Gantung Diri

By Rudensanger 08 Jun 2025, 20:37:42 WIB Kegiatan Kodim
Putus Asa Akhiri Hidup Petani di Gorontalo Ditemukan Tewas Gantung Diri

Gorontalo, 08 Juni 2025 – Serda Laode Usman meninjau Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh seorang warga bernama Sance Ice (39), beragama Islam, berprofesi sebagai petani. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu, 08 Juni 2025 pukul 11.00 Wita, bertempat di Dusun Bonthula, Kelurahan Tilihuwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Sebagai Babinsa, Serda Laode Usman memiliki tugas untuk menjaga keamanan wilayah, melakukan pembinaan masyarakat, serta mendukung pembangunan desa terutama di bidang Pertahanan dan Keamanan Negara (Hankamneg). Selain itu, Babinsa juga turut mendukung program-program pemerintah di desa binaan guna menciptakan ketahanan wilayah yang tangguh.

Menurut keterangan saksi Yamin Ice (32) dan Djafar Hamid Ice (24), yang keduanya bekerja sebagai petani dan bertempat tinggal di Kelurahan Tilihuwa, korban pada hari Sabtu, 07 Juni 2025 sekitar pukul 09.00 Wita berpamitan kepada istrinya untuk memindahkan hewan ternak (sapi) ke kebun miliknya. Namun hingga pukul 19.00 Wita, korban tidak kunjung kembali ke rumah. Keluarga yang khawatir kemudian melakukan pencarian sejak pukul 20.00 Wita hingga dini hari pukul 02.00 Wita, namun belum menemukan keberadaan korban.

Pencarian dilanjutkan pada Minggu pagi, 08 Juni 2025 pukul 07.00 Wita. Sekitar pukul 11.00 Wita, saksi Djafar Hamid menemukan korban dalam keadaan tergantung di pohon kemiri yang berada di kebun milik saudarinya Hasmun Ice. Korban ditemukan dengan leher terikat tali berwarna biru dan wajah tertutup dengan kaos lengan panjang. Saksi Djafar kemudian melaporkan temuannya kepada Yamin Ice dan keduanya memberi tahu pihak keluarga sebelum kembali bersama-sama ke TKP.

Menurut saksi Yamin Ice, korban baru saja menikahkan anak pertamanya dua bulan lalu. Setelah peristiwa tersebut, korban tampak lebih tertutup dan pendiam. Tidak ada catatan konflik dengan keluarga atau masyarakat sekitar. Namun diketahui bahwa korban sering sakit-sakitan, tidak mampu berobat ke fasilitas kesehatan, dan lebih memilih berobat ke dukun atau paranormal.

Diduga, korban mengalami tekanan ekonomi yang berat, terlebih setelah menyelenggarakan pernikahan anaknya. Selain itu, kejadian serupa pernah terjadi pada kakak kandung korban beberapa tahun lalu, yang juga mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di lokasi yang tidak jauh dari tempat korban ditemukan.

Saat ditemukan, terdapat darah yang menetes dari bagian kaki, kemungkinan keluar dari anus, serta darah pada wajah yang diduga keluar dari hidung atau mulut, dan membasahi kaos yang menutupi wajah korban.

Serda Laode Usman, sebagai Babinsa setempat, langsung berkoordinasi dengan aparat desa, Polsek Limboto, dan Satreskrim Polres Gorontalo guna membantu proses evakuasi dan pengurusan jenazah korban. Babinsa juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan serupa serta meningkatkan kepedulian terhadap kondisi sosial dan psikologis di lingkungan sekitarnya.

Saat ini, pihak Satreskrim Polres Gorontalo dan Polsek Limboto sudah berada di TKP, guna melakukan proses olah TKP dan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut.

Masyarakat berharap agar kejadian tragis yang menimpa Sance Ice (39) ini tidak terulang kembali dan menjadi perhatian bersama. Perlu adanya peningkatan kesadaran, dukungan sosial, dan akses layanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat di pedesaan.

Serda Laode Usman bersama aparat desa dan kepolisian meninjau Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh Sance Ice (39), seorang petani beragama Islam, yang ditemukan gantung diri di Dusun Bonthula, Kelurahan Tilihuwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Peninjauan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus serta memberikan dukungan moril kepada keluarga korban. Kehadiran Babinsa, aparat desa, dan kepolisian menunjukkan sinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta sebagai bentuk respons cepat terhadap peristiwa yang menimbulkan keprihatinan bersama.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment