
Prajurit Kodim 1315/Kab. Gorontalo Asah Kesiapsiagaan Melalui Simulasi Kebakaran

Tabongo, 27 Agustus 2025 – Pagi itu, suasana lapangan apel Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo tampak berbeda. Rabu (27/08/2025) pukul 08.00 Wita, prajurit berseragam hijau berbaris rapi mengikuti jalannya simulasi penanggulangan kebakaran. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Pasi Ops Kodim 1315/Kab. Gorontalo, Lettu Inf Indra Mooduto, dan menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan kesiapan satuan dalam menghadapi ancaman bencana.
Sebagai satuan teritorial, Kodim memiliki tanggung jawab besar. Tidak hanya menyiapkan kekuatan tempur, tetapi juga membina kemampuan prajurit agar mampu menghadapi beragam situasi darurat. Melalui latihan ini, Kodim menjalankan fungsinya dalam penyelenggaraan pembinaan kemampuan, gelar kekuatan, serta menegaskan peran teritorial dalam menjaga keamanan wilayah darat.
Kegiatan tersebut mendapat perhatian penuh dari Dandim 1315/Kab. Gorontalo yang hadir langsung menyaksikan jalannya simulasi. Didampingi para perwira staf dan seluruh jajaran anggota, kehadiran Dandim memberi makna tersendiri: sebuah bentuk dukungan nyata bahwa latihan bukan hanya rutinitas, melainkan investasi kesiapan prajurit.
Simulasi kebakaran ini diawali dengan apel pagi. Seluruh peserta dikumpulkan, barisan disusun rapi, lalu kegiatan dilanjutkan dengan pengarahan dari Pasi Ops. Tahapan awal ini menjadi titik penting, karena di sinilah gambaran jalannya latihan disampaikan agar setiap prajurit memahami peran masing-masing.
Dalam pengarahannya, Lettu Inf Indra Mooduto menekankan sikap sigap, cepat, dan tenang. Beliau menyampaikan bahwa kebakaran sering kali memicu kepanikan, sehingga yang terpenting adalah bagaimana mengendalikan diri sebelum mengendalikan api. Arahan tersebut menjadi bekal mental bagi seluruh peserta.
Setelah pengarahan, prajurit dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda. Pembagian ini bertujuan untuk mensimulasikan situasi nyata di mana kebakaran membutuhkan koordinasi dari berbagai pihak, bukan hanya upaya memadamkan api.
Kelompok pertama diberi tanggung jawab sebagai tim penyingkir kebakaran. Mereka berfokus pada penyelamatan barang-barang vital yang tidak boleh rusak atau hilang. Gerakan mereka menunjukkan bahwa dalam bencana, menyelamatkan dokumen dan peralatan penting sama pentingnya dengan memadamkan api itu sendiri.
Sementara itu, kelompok kedua bertugas sebagai tim evakuasi. Mereka berlatih bagaimana mengevakuasi korban dengan aman, mulai dari mengidentifikasi posisi korban, mengangkat dengan tandu darurat, hingga membawa ke titik aman. Latihan ini memberikan gambaran betapa pentingnya kecepatan sekaligus kehati-hatian.
Kelompok ketiga adalah garda terdepan: tim pemadam api. Dengan peralatan sederhana, mereka berusaha mengendalikan kobaran sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. Latihan ini menjadi simbol keberanian sekaligus keterampilan dasar yang harus dikuasai setiap prajurit.
Tidak hanya itu, dalam latihan juga diperkenalkan tiga cara sederhana untuk memadamkan api kategori kecil. Pertama dengan pasir untuk menutup oksigen, kedua dengan air sabun yang efektif menahan penyebaran, dan ketiga menggunakan karung basah yang dapat menutup api sekaligus mencegah percikan meluas.
Latihan simulasi ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan, menumbuhkan disiplin, dan mengasah kerja sama tim. Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk di lingkungan militer. Oleh sebab itu, Kodim tidak ingin lengah menghadapi kemungkinan yang sewaktu-waktu bisa datang.
Alasan kegiatan ini digelar sederhana namun krusial. Peristiwa kebakaran kerap datang tiba-tiba dan berpotensi merugikan banyak pihak. Tanpa latihan yang matang, kepanikan bisa memperparah keadaan. Dengan adanya simulasi, setiap prajurit tahu apa yang harus dilakukan sehingga risiko dapat ditekan.
Maka tidak mengherankan bila kegiatan semacam ini dianggap penting untuk terus diadakan. Simulasi bukan hanya memberi pengetahuan teknis, melainkan juga pengalaman nyata yang menanamkan refleks cepat saat menghadapi situasi darurat.
Prajurit lebih percaya diri, masyarakat lebih tenang, dan institusi semakin siap menghadapi ancaman. Simulasi ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan, karena keberhasilan menanggulangi kebakaran bergantung pada kerja tim, bukan kerja individu.
Diharapkan latihan serupa bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. Tidak hanya untuk kebakaran, tetapi juga bencana lain seperti banjir, gempa, atau bahkan ancaman non-alam. Dengan begitu, Kodim selalu siap berada di garis depan menjaga keselamatan rakyat.
Latihan simulasi kebakaran yang digelar Kodim 1315/Kab. Gorontalo bukan sekadar agenda seremonial. Ia adalah wujud nyata kesiapan prajurit, bentuk kepedulian terhadap keamanan wilayah, serta langkah konkret menanamkan budaya siaga pada setiap personel.
Menjelang siang, tepat pukul 13.20 Wita, kegiatan dinyatakan selesai. Lapangan apel kembali tenang, prajurit kembali ke rutinitas. Namun di balik itu, semangat kewaspadaan tetap terjaga bahwa kebakaran boleh padam, tapi kesiapan tidak boleh redup.
Video Terkait:
