Khidmat dan Penuh Makna, Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-80 Dihadiri Dandim 1315/Kab. Gorontalo

By Rudensanger 17 Agu 2025, 18:05:28 WIB Kegiatan Kodim
Khidmat dan Penuh Makna, Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-80 Dihadiri Dandim 1315/Kab. Gorontalo

Limboto, 17 Agustus 2025 – Sore yang syahdu menyelimuti Lapangan Gelanggang Olahraga David–Tonny, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto. Tepat pukul 16.30 Wita, seluruh mata tertuju pada momen sakral penurunan bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80. Suasana khidmat kian terasa saat Letkol Arh. Roma Laksana Yudha, S.Ap., M.Sos., Dandim 1315/Kabupaten Gorontalo, hadir di tengah para tamu undangan kehormatan untuk menyaksikan langsung jalannya upacara.

Sebagai Komandan Kodim, Letkol Roma memikul tugas penting: memimpin dan mengendalikan kegiatan satuannya dalam penyelenggaraan Pembinaan Teritorial di wilayah Kabupaten Gorontalo, sekaligus membina kemampuan personel Kodim agar senantiasa siap mendukung tugas pokok. Kehadirannya pada momentum ini menjadi simbol komitmen TNI AD dalam menjaga persatuan bangsa melalui kebersamaan dengan seluruh elemen masyarakat.

Tak hanya Dandim, jajaran pejabat tinggi dan tokoh penting turut hadir, di antaranya Kolonel Inf. Zaelan S. IP (Kasrem 133/NW), H. Sofyan Puhi, ST (Bupati Gorontalo), KBP Ki Ide Bagus Tri, S.I.K (Kapolres Gorontalo), Letkol Inf. Manashe Lomo, S.H., M.Ip (Danyonif 713/ST), Sugondo A. Makmur, S.Pd., M.H (Sekda Kab. Gorontalo), H. Zulfikar Y. Usira, S.E (Ketua DPRD Kab. Gorontalo), Stefanus Terry Sanjaya, SH (Kasubag Pembinaan Kejari), serta sejumlah pimpinan OPD, TNI-Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Deretan kehadiran ini menambah khidmat jalannya upacara.

Dalam struktur kepanitiaan, para pejabat upacara memiliki peran penting. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Wakil Bupati Gorontalo, Tonny S. Junus. Komandan Upacara dipercayakan kepada Rian Sukma Wibawa, S.Tr.K, sementara Perwira Upacara dijabat Kapten Inf. Abdul Kabier Lessy. Adapun Komandan Paskibraka dipimpin Iptu Adhyatma Rizky Arwanto, S.Tr. K, dengan tim pengerek bendera dari pasukan Paskibraka, serta pembawa acara oleh Bandira Octavia Modjo.

Barisan peserta upacara tersusun rapi dalam sembilan kompi. Kompi I terdiri atas peleton Kodim 1315/Kab. Gorontalo dan Polres Gorontalo. Kompi II diisi peleton Yonif 713/ST, Brimob Polda Gorontalo, serta Polres Gorontalo. Kompi III terdiri atas Satpol PP, Dishub, dan Damkar Kabupaten Gorontalo. Kompi IV dan V menampilkan barisan Korpri dari berbagai instansi, sementara Kompi VI diisi oleh PGRI. Kompi VII menghadirkan Satgas Kamdes, Kompi VIII dari gabungan mahasiswa Unigo, UMGo, dan IAIN SAG. Adapun Kompi IX merupakan gabungan KNPI, Karang Taruna, FKPPI, Pemuda Pancasila, HMI, serta barisan Satpam.

Prosesi dimulai dengan Komandan Upacara memasuki lapangan dan mengambil alih jalannya upacara. Tidak lama berselang, Inspektur Upacara tiba di tempat upacara dengan penuh wibawa. Seluruh pasukan pun memberikan penghormatan, sebelum kemudian Komandan Upacara melaporkan kesiapan kepada Inspektur Upacara. Detik-detik itu menjadi tanda awal dimulainya upacara penurunan bendera yang sarat makna.

Ketika matahari mulai condong ke barat, pasukan Paskibraka dengan langkah tegap memasuki lapangan. Prosesi penurunan bendera dilakukan dengan khidmat, diiringi lantunan lagu kebangsaan “Andika Bhayangkari” yang dinyanyikan penuh semangat. Suasana hening, hanya terdengar alunan musik dan hentakan kaki pasukan. Sang Merah Putih perlahan diturunkan, dilipat dengan penuh kehormatan, dan diserahkan kepada Inspektur Upacara.

Setelah prosesi utama selesai, rangkaian ditutup dengan laporan Komandan Upacara, penghormatan pasukan terakhir, dan pergeseran Inspektur Upacara dari mimbar utama menuju mimbar kehormatan. Seluruh rangkaian berjalan lancar, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap yang hadir.

Upacara penurunan bendera bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada Sang Merah Putih pada hari kemerdekaan. Upacara ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang dinikmati bangsa hari ini lahir dari perjuangan panjang para pahlawan.

Karena itu, kegiatan ini wajib dilaksanakan setiap tahun, sebagai sarana menanamkan rasa cinta tanah air, meneguhkan persatuan bangsa, serta menguatkan tekad seluruh rakyat untuk terus menjaga NKRI.

Kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat nasionalisme, memperkuat kebersamaan, dan menanamkan nilai luhur perjuangan bangsa kepada generasi penerus.

Bagi peserta, upacara menjadi media pendidikan karakter, sementara bagi masyarakat, ia menjadi simbol kebanggaan dan pengingat akan arti penting kemerdekaan.

Harapan yang lahir dari kegiatan ini ialah agar semangat perjuangan para pahlawan tetap menyala di dada seluruh rakyat, sehingga bangsa Indonesia senantiasa kokoh menghadapi berbagai tantangan zaman.

Pada akhirnya, upacara penurunan bendera Merah Putih HUT RI ke-80 di Kabupaten Gorontalo menyimpulkan satu hal: kemerdekaan adalah anugerah sekaligus tanggung jawab. Menjaganya adalah kewajiban bersama, dari generasi ke generasi.

Rangkaian kegiatan resmi ditutup pada pukul 17.15 Wita. Semua berlangsung aman, tertib, dan lancar. Dandim 1315/Kab. Gorontalo, Letkol Arh. Roma Laksana Yudha, bersama seluruh pejabat dan masyarakat, meninggalkan lapangan dengan hati penuh bangga atas khidmatnya penghormatan terakhir Sang Merah Putih di hari kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment