
Kala Negeri Mengirim Berkah, Babinsa Menjadi Jembatan Antara Harapan dan Rakyat

Bongomeme, 29 Juli 2025 – Saat malam masih memeluk sunyi dan hari belum benar-benar menyapa bumi, langkah tegap Serda Sutrisman Kudai, Babinsa Koramil 03/Tabongo, telah tiba di kantor Desa Tohupo. Waktu menunjuk pukul 01.00 Wita, Selasa dini hari, namun semangat pengabdian tak mengenal batas waktu. Hari itu, ia menghadiri kegiatan penyaluran bantuan beras Bulog periode Juni dan Juli yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Tohupo, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo.
Dalam loreng yang telah lama ia kenakan dengan bangga, Serda Sutrisman tidak hanya datang untuk mengamankan jalannya kegiatan. Lebih dari itu, ia hadir sebagai wujud nyata pengabdian TNI di tengah masyarakat menjaga keamanan dan perdamaian, sekaligus membina masyarakat dalam perlindungan dan ketertiban sosial. Ia berdiri bukan hanya sebagai prajurit, tetapi sebagai sahabat dan pelindung warga desa.
Kegiatan penyaluran bantuan ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting desa, di antaranya Sekretaris Desa Tohupo, Iskandar Y Umar, S.Pd, Kasi Kesejahteraan Mimunah Maksum, Kasi Pelayanan Abdul Munafrid Pakaya, serta Koordinator Kecamatan Bongomeme, Indra Abdullah, S.Km. Tidak ketinggalan, para Kepala Dusun se-Desa Tohupo, dan tentunya masyarakat penerima bantuan turut menyemarakkan suasana dalam tertib dan harap.
Sebanyak 700 karung beras, masing-masing seberat 10 kilogram, disalurkan kepada 350 kepala keluarga penerima manfaat. Ini merupakan alokasi bantuan untuk dua bulan sekaligus, yaitu bulan Juni dan Juli, sebagai bagian dari program cadangan pangan pemerintah yang dikelola oleh Bulog dan disalurkan melalui pemerintah desa dengan pengawasan langsung dari Babinsa.
Kegiatan ini tidak hanya tentang pendistribusian logistik. Lebih dalam lagi, ini adalah ikhtiar untuk memastikan bahwa setiap hak rakyat terpenuhi secara adil dan layak. Kehadiran Babinsa mengawal kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan TNI dalam memastikan kehadiran negara sampai ke pintu rumah masyarakat.
Kegiatan ini lahir dari kebutuhan riil di masyarakat. Di tengah naik-turunnya harga kebutuhan pokok, pemerintah hadir lewat program bantuan cadangan pangan nasional yang menyasar langsung ke desa-desa. Desa Tohupo menjadi salah satu titik distribusi yang mendapatkan alokasi ini, dan tugas pengawasan serta pendampingan menjadi bagian tak terpisahkan dari peran aparat keamanan wilayah.
Persiapan dimulai sejak malam sebelumnya, dengan pemanggilan perangkat desa untuk menyusun daftar penerima dan mendata ulang kebutuhan logistik. Menjelang dini hari, karung-karung beras mulai ditata, dan satu per satu warga mulai berdatangan sesuai jadwal. Warga dipanggil secara berurutan, menyerahkan bukti identitas, lalu menerima bantuan dengan pengawasan langsung dari Babinsa dan aparat desa. Semuanya berjalan tertib dan lancar, tanpa hambatan berarti.
Bantuan beras ini menjadi penopang kebutuhan pokok rumah tangga, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan penghasilan dari sektor informal dan harian. Dengan adanya distribusi rutin seperti ini, tekanan ekonomi sedikit terangkat, dan beban dapur lebih ringan untuk sementara waktu.
Masyarakat berharap agar program ini terus berlanjut secara konsisten, dan pendampingan dari Babinsa tetap hadir seperti yang mereka rasakan hari ini. “Bukan hanya karena berasnya, tapi karena kami merasa dilindungi,” ujar seorang warga dengan mata berkaca-kaca, merujuk pada kehadiran Serda Sutrisman yang dianggap sebagai pelindung rakyat kecil.
Kegiatan penyaluran bantuan beras di Desa Tohupo menunjukkan bagaimana program pemerintah dapat tersampaikan dengan baik bila didukung oleh kolaborasi kuat antara perangkat desa, aparat teritorial, dan masyarakat itu sendiri. Babinsa, dalam hal ini, memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan warga terhadap program-program sosial yang digulirkan negara.
Serda Sutrisman Kudai, anggota Babinsa Koramil 03/Tabongo, mungkin hanya berdiri diam sebagian besar waktu. Namun kehadirannya adalah pesan: negara tidak pernah pergi dari rakyatnya. Kegiatan berlangsung aman, tertib, dan lancar, dan saat fajar mulai menyingsing, masyarakat pulang membawa lebih dari sekadar karung beras mereka membawa harapan dan rasa percaya bahwa mereka tak sendiri.
