
Jejak Langkah Terpatri di Tanah Perkemahan Penutupan Jambore Ranting Pramuka Kecamatan Limboto Barat

Limboto, 14 Agustus 2025 – Embun pagi masih melekat di ujung rumput Lapangan Yusuf Haidar Olii, Desa Huidu, saat derap langkah peserta mulai terdengar. Hari itu, langit Limboto Barat tampak cerah seolah ikut merayakan momen terakhir Jambore Ranting Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Limboto Barat Tahun 2025.
Pukul 08.20 Wita, barisan undangan mulai mengisi kursi yang berjajar rapi di tepi lapangan. Di antaranya, terlihat Kopda Haryono berdiri tegak, mewakili Danramil 1315-02/Limboto. Tatapannya mengamati seluruh peserta dengan bangga, seakan membaca kisah perjuangan mereka selama beberapa hari terakhir di bumi perkemahan.
Bagi Koramil, kegiatan seperti ini adalah bagian dari pengabdian. Tidak sekadar hadir, tetapi juga memastikan wilayah binaan tetap aman dan kondusif. Melalui pelatihan kemampuan, kekuatan, dan pembinaan teritorial, Koramil memupuk ketahanan wilayah serta menjaga hubungan erat antara TNI dan masyarakat.
Di sisi lain lapangan, kursi kehormatan diisi oleh para tokoh wilayah. Ikram Andi Taufan Hurudji, S.IP., M.Si (Camat Limboto Barat) tampak berdiri memberi hormat saat bendera Merah Putih berkibar. Hadir pula Rahman U Menu, S.IP., M.Si (Sekcam), Fatmawati, SKM., M.Si (Kepala Puskesmas), Karsum Zein, S.Pd., M.Pd (Korwil), Evin Mohamad Samsuddin, S.Pd (Ketua Pembina Pramuka), serta kepala desa Herman Radjak dan Henra Sahami. Kehadiran mereka seakan menjadi jembatan semangat bagi para pramuka muda.
Suara komando lantang terdengar, mempersilakan Inspektur Upacara memasuki lapangan. Lagu Hymne Pramuka mengalun, membuat beberapa peserta tersenyum kecil sambil berdiri tegap. Saat bendera Merah Putih naik perlahan, mata para pramuka muda menatapnya tanpa berkedip, bibir mereka melantunkan Indonesia Raya dengan suara penuh kebanggaan.
Tak lama kemudian, lantang terdengar pengucapan Tri Satya. Suara ratusan peserta bergema, seakan menyatu dalam satu ikrar. Lalu, Dasa Darma Pramuka diucapkan dengan penuh penjiwaan — kalimat demi kalimat terasa seperti janji kepada diri sendiri untuk terus berbuat baik, berdisiplin, dan mengabdi kepada bangsa.
Dalam amanatnya, Camat Ikram Andi Taufan Hurudji berbicara bukan hanya kepada peserta, tapi kepada hati mereka. Tiga hari ini bukanlah akhir, tetapi awal perjalanan kalian sebagai generasi muda yang tangguh. Jambore ini mengajarkan bahwa kebersamaan, disiplin, dan pengabdian adalah bekal untuk masa depan," ucapnya, sebelum dengan resmi menutup kegiatan. Tepuk tangan dan teriakan yel-yel pun pecah, menandai momen bersejarah itu.
Suasana kembali hening saat doa dipanjatkan. Ada yang menunduk khusyuk, ada pula yang menatap langit seakan mengirim harapan. Lalu, riuh kembali terdengar saat panitia mengumumkan juara lomba. Wajah-wajah bahagia terpancar, beberapa peserta bahkan melompat kegirangan. Hadiah diserahkan langsung oleh para pejabat, menjadi kenang-kenangan yang akan mereka simpan lama.
Bagi peserta, kegiatan ini bukan hanya tentang mengakhiri perkemahan. Ini adalah pelajaran tentang kemandirian, kerja sama, dan persaudaraan yang tidak lekang oleh waktu. Dari mengikat tali-temali hingga berbagi makanan, semuanya menjadi cerita yang akan mereka bawa pulang.
Harapan pun bergema di akhir acara: agar api semangat yang menyala selama Jambore tetap hidup di hati setiap peserta, agar mereka menjadi generasi muda yang bermanfaat bagi lingkungan, dan agar Pramuka di Limboto Barat semakin berkembang.
Pukul 09.30 Wita, upacara resmi berakhir. Langkah peserta mulai meninggalkan lapangan, namun tawa, salam perpisahan, dan jabat tangan hangat masih berlangsung. Kopda Haryono berdiri di tepi lapangan, menatap mereka satu per satu, yakin bahwa jiwa-jiwa muda itu akan melangkah pulang membawa semangat baru untuk mengabdi.
