Boliyohuto Menghentak di Senja Merah Putih, Danramil Pimpin Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-80

By Rudensanger 17 Agu 2025, 20:21:38 WIB Kegiatan Kodim
Boliyohuto Menghentak di Senja Merah Putih, Danramil Pimpin Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-80

Boliyohuto, 17 Agustus 2025 – Senja di Lapangan Desa Sidomulyo, Kecamatan Boliyohuto, sore itu terasa berbeda. Cahaya matahari yang perlahan meredup seolah memberi ruang bagi sebuah peristiwa bersejarah: penurunan Sang Saka Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80. Kapten Inf Syamsuddin, Danramil 1315-05/Boliyohuto, dipercaya sebagai inspektur upacara, sebuah tugas kehormatan yang sarat makna.

Koramil tidak hanya sekadar barisan pasukan berseragam hijau. Ia hadir sebagai benteng yang melatih kemampuan, menjaga kekuatan, serta menyiapkan gelar pertahanan di wilayah darat. Lebih dari itu, Koramil menjadi pengikat kedekatan dengan masyarakat melalui pembinaan teritorial, menjaga keamanan wilayahnya agar tetap damai. Upacara penurunan bendera sore itu menjadi salah satu wujud nyata peran Koramil dalam merawat persatuan bangsa.

Suasana semakin khidmat dengan hadirnya jajaran Forkopimcam dan tokoh masyarakat. Terlihat di antaranya Camat Boliyohuto Hasim Rifai, S.Pd., MM., anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Sudarni, Sekcam M. Eka Putra M. Oli, Kepala Puskesmas Abdul Haris Hamzah, jajaran anggota Koramil 1315-05/Boliyohuto, para kepala desa se-Kecamatan Boliyohuto, penggerak PKK, tokoh adat, tokoh agama, hingga para siswa dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Kehadiran mereka memperkuat pesan bahwa kemerdekaan adalah milik semua kalangan.

Detik-detik dimulainya upacara penurunan bendera berlangsung dengan penuh wibawa. Komandan upacara memasuki lapangan, langkahnya mantap, lalu inspektur upacara beserta rombongan dipersilakan naik ke panggung kehormatan. Seluruh hadirin berdiri tegak memberi penghormatan. Laporan komandan upacara dilontarkan dengan suara lantang, menandai dimulainya prosesi sakral sore itu.

Saat regu penurun bendera bergerak maju, suasana hening menyelimuti lapangan. Mata masyarakat tertuju pada Sang Merah Putih yang perlahan diturunkan dari tiangnya. Gerakan tegas dan penuh konsentrasi para pasukan membawa nuansa haru dan kebanggaan. Merah Putih diturunkan dengan hormat, seakan mengajarkan bahwa perjuangan bangsa tidak pernah boleh diremehkan.

Di tengah prosesi, lagu Andika Bhayangkari berkumandang. Lantunannya menyayat hati, mengingatkan seluruh hadirin pada pengorbanan para pahlawan. Nada demi nada mengalir, membangkitkan rasa nasionalisme yang menyatu di dada setiap orang. Senja di Boliyohuto pun serasa berubah menjadi ruang perenungan akan arti kemerdekaan.

Prosesi dilanjutkan dengan laporan komandan upacara kepada inspektur. Kemudian seluruh peserta kembali memberi penghormatan sebelum inspektur upacara meninggalkan panggung. Dengan tertib, komandan upacara pun mengundurkan diri, menutup jalannya kegiatan yang berlangsung dengan penuh kesakralan.

Upacara penurunan bendera bukan sekadar rutinitas tahunan. Ia adalah simbol penghormatan kepada jasa para pahlawan serta bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan. Tanpa kegiatan ini, generasi muda akan kehilangan ruang pembelajaran tentang bagaimana menghargai sejarah bangsanya.

Kegiatan ini penting agar semangat nasionalisme terus diwariskan. Penurunan bendera adalah momen kebersamaan, tempat masyarakat, pemerintah, dan TNI bergandeng tangan mengukuhkan cinta tanah air.

Upacara ini memiliki tujuan menumbuhkan rasa persatuan, mengingatkan masyarakat akan arti kemerdekaan, serta memperkokoh sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga keutuhan bangsa.

Manfaatnya meluas bagi semua. Bagi masyarakat, kegiatan ini menjadi wahana pendidikan karakter dan nasionalisme. Bagi aparat, kegiatan ini mempererat kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dan bagi generasi muda, ia menjadi pengingat bahwa kemerdekaan diperoleh dengan pengorbanan besar.

Harapan yang menyertai kegiatan ini ialah agar semangat kebangsaan tidak hanya berhenti di lapangan upacara, tetapi terus hidup dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda diharapkan mampu menjadi penerus yang menjaga persatuan, mengisi kemerdekaan dengan karya nyata.

Upacara penurunan bendera di Kecamatan Boliyohuto menjadi peristiwa yang membekas di hati. Ia bukan hanya seremoni, melainkan ajang penyatuan hati, jiwa, dan semangat seluruh elemen masyarakat untuk tetap teguh menjaga warisan kemerdekaan.

Tepat pukul 17.30 Wita, prosesi penurunan bendera usai. Kapten Inf Syamsuddin bersama seluruh peserta meninggalkan lapangan dengan tertib. Senja pun berganti malam, meninggalkan jejak kebanggaan dan syukur di hati masyarakat Boliyohuto. Upacara itu berakhir, tetapi semangat Merah Putih terus berkobar.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment